Kamis, 24 Februari 2011

Pemerintah-DPR Dinilai Langgengkan Mafia


Penolakan hak angket pembentukan Panitia Khusus Pajak di Sidang Paripurna DPR, dinilai membuktikan semakin kuatnya mafia pajak. Celakanya, pemerintah dan fraksi-fraksi pendukung di DPR yang menolak terbentuknya Panitia Khusus Pajak, berarti ikut memperkuat jaringan mafia pajak yang diduga didanai oleh perusahaan-perusahan besar.

Hal itu terungkap dalam diskusi publik Membongkar Mafia Pajak, yang diselenggarakan oleh Kaukus Muda Indonesia (KMI) di Jakarta, Kamis (24/2/2011) sore tadi.
Diskusi publik yang dihadiri puluhan akti vis mahasiswa, menghadirkan empat pembicara, yaitu Sekretaris Jenderal Asosiasi Pembayar Pajak Sasmito Hadinegoro, Anggota Komisi IX DPR Fraksi PDI Perjuangan Arif Budimanta, Direktur Sabang Merauke Circle Syahganda Nainggolan, dan mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazir.    

Mathius: Saat Gayus Keluar 68 Kali, Kewenangan Ada di Kejaksaan



Mantan Ketua Tim Independen, Irjen Pol Mathius Salempang blak-blakan soal keluarnya Gayus dari Rutan Kelapa Dua, Depok beberapa waktu lalu. Menurutnya saat Gayus keluar Rutan hingga 68 kali, kasus tersebut tidak lagi ditangani Kepolisian, melainkan kejaksaan.

"Saat Gayus keluar 68 kali, dia sudah tidak dalam wewenang kami. Jadi kami ingin meluruskan kalau polisi membiarkan Gayus keluar," ujar Mathius saat rapat antara Mantan Kapolri Bambang Hendarso Danuri (BHD) dengan Panja pajak Komisi III DPR, di Gedung Senayan, Jakarta, Kamis (24/2/2011).

BHD Bantah Kasus Gayus Ganggu Stabilitas Nasional



Mantan Kapolri  Jenderal (purn) Bambang Hendarso Danuri (BHD) menegaskan jika kasus Gayus Tambunan diungkap tidak menganggu stabilitas nasional. BHD membantah telah mengatakan kepada Ketua Komisi III DPR Benny Kaharman bahwa kasus ini menimbulkan goncangan negara.

"Pernyataan itu tidak pernah keluar dari kami," ujar BHD dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Panja Mafia Pajak Komisi III DPR, di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis(24/2/2011).

Susno Beberkan 13 Kebohongan yang Jebloskan Dia Penjara



Komisaris Jenderal (Komjen) Susno Duadji dituduh melakukan dua kejahatan utama. Yakni menerima suap Rp 500 juta dan mengkorupsi dana pengamanan pilkada sebanyak Rp 8,1 miliar. Alhasil, Susno dituntut 7 tahun penjara dan diminta mengembalikan uang hasil korupsi Rp 8,6 miliar.

Atas tudingan itu, Susno menyangkal keras-keras seperti terbaca dalam pledoinya yang ia bacakan di PN Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya, Kamis (24/2/2011).

Tentara Libya Makin Gelap Mata, Masjidpun Diserang


Perang besar-besaran yang dikobarkan pimpinan Libya, Moammar Gaddafi, terhadap demonstran langsung diterjemahkan para tentara pendukungnya di lapangan secara membabi buta. Seorang saksi mata di kota di sebelah barat kota Tripoli menyatakan, satu unit pasukan telah menghancurkan sebuah masjid yang diduga menjadi sarang para demonstran. "Menara masjid diruntuhkan," ujarnya. 

Tolak Bom Demonstran, 2 Pilot Libya Lontarkan Diri Dari Pesawat


Kekuatan Muammar Gaddafi untuk menumpas gerakan revolusi rakyatnya semakin lemah seiring bertambah banyaknya militer yang membelot.

Rabu, dua pilot tempur Angkatan Udara Libya memilih melontarkan diri dari pesawat jet mereka daripada menjalankan instruksi untuk membombardir posisi demonstran di Benghazi, kota kedua terbesar di Libya yang selama ini menjadi pusat revolusi rakyat. Demikian dilaporkan situs Qureyna, mengutip sumber pejabat di markas komando Angkatan Udara.

Pesawat mereka, jet tempur Sukhoi buatan Rusia, dibiarkan menghujam padang pasir di wilayah Libya Timur.
Seorang saksi mata, Farag al-Maghrabi, bertemu dengan kedua pilot yang terjun dengan parasut mereka. Ia juga menyaksikan bangkai pesawat yang berserakan di padang pasir di dekat pelabuhan minyak Breqa, sekitar 710 kilometer di timur Tripoli.

Maghrabi mengatakan salah satu pilot, yang bernama Ali Omar Gadhafi, berasal dari suku yang sama dengan Muammar Gaddafi, suku Gadhadhfa.

( disadur dari : republika.co.id )

Hendropriyono Curiga Presiden Resmikan Proyek Fiktif



Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono menyebutkan ada satu megaproyek yang berencana diresmikan orang nomor satu Indonesia tersebut pada Sabtu, pekan ini. Sayangnya, investor megaproyek tersebut tak jelas latar belakang dan asal usulnya.

Hendro menyatakan, pada 2007, ia sempat menghadiri acara peletakan batu pertama megaproyek Bintan di Lagoi, Kepulauan Bintan, yang dilaksanakan oleh Menbudpar Jero Wacik. Tapi, ia tak mendengar kelanjutan proyek tersebut selesai atau tidak. 

Pemiskinan Petani Makin Meluas


Pemiskinan petani pangan semakin meluas. Pendapatan rumah tangga petani saat ini ada yang hanya Rp 300.000 per bulan. Itu pun kalau panen padinya dalam kondisi bagus dan iklim bersahabat. Perlu kebijakan revolusioner untuk mencegah pemiskinan petani yang semakin meluas.

Penelusuran Kompas di sejumlah sentra produksi padi di wilayah pantai utara Jawa dari Karawang, Jawa Barat, hingga Tegal, Jawa Tengah, sejak Minggu hingga Selasa (22/2/2011), menunjukkan, pemiskinan petani memang nyata terjadi.

Tak Bangga Lagi Disebut Pak Tani...


Bertani, bagi Daldiri (67), kini tak ubahnya bak perjudian. Bekal ilmu bercocok tanam ataupun strategi menaksir cuaca tak bisa lagi diandalkan. Cuaca ekstrem dan merebaknya hama membuat bulir-bulir padi di sawah petani hampa. Di tengah harga gabah yang tak berpihak kepada petani, ia merasa dimiskinkan.…

” Saya sampai tak bangga lagi kalau ada yang menyebut saya ini Pak Tani. Beda dengan 30-an tahun lalu saat banyak orang naik haji dari hasil bertani. Sekarang, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, saya lebih sering utang kepada tengkulak,” tutur petani di Desa Pesawahan, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, itu, Selasa (22/2/2011).