Kamis, 24 Maret 2011

FOTO: Serdadu AS Tertawa Usai Membantai



Kebengisan serdadu Amerika Serikat kembali terkuak. Kali ini melibatkan para serdadu AS, bersama-sama serdadu negara Barat lainnya, yang sedang bertugas di Afganistan.
Menjijikkan bagi kita sebagai manusia dan bertentangan dengan standar dan nilai-nilai Amerika Serikat.
-- Pernyataan Militer Amerika Serikat
Banyak sekali foto dan video yang menunjukkan kelakuan para serdadu AS sedang cengengesanusai menewaskan warga sipil Afganistan. Pembantaian warga sipil serupa sering terjadi tetapi di podium, para jenderal AS berdalih, sasaran sesungguhnya adalah militan bersenjata.
Kini, dari banyak foto dan video para serdadu pembantai itu, ada tiga yang dipublikasikan media Jerman, Der Spiegel, Senin (21/3/2011) dan bikin geger Washington, pusat kendali perang Afganistan yang kini juga "mengganyang" Libya.
Foto pertama menunjukkan Jeremy Morlock, serdadu AS berusia 22 tahun, sedang tersenyum di samping jenazah Gul Mudin, anak seorang petani yang baru saja dia bunuh. Peristiwa itu terjadi pada 15 Januari 2010.

Tertangkap Pakai Sabu, Ketua Fraksi PDIP Dicopot



Tertangkap saat menggunakan narkoba jenis sabu di sela melakukan kunjungan kerja ke Bali, Februari lalu, Ketua Fraksi PDIP DPRD Kota Semarang Bambang Sutrisno akhirnya dicopot dari jabatannya.
DPC PDIP Kota Semarang menunjuk Kadarlusman sebagai penggantinya. Menurut Hendy Hendrar Priadi, Ketua DPC PDIP Kota Semarang, penggantian itu hanya bersifat sementara saja sehingga Kadarlusman hanya sebagai Pelaksana Tugas.

"Karena Pak Bambang saat ini masih dalam tahanan Polda Bali, agar kebijakan fraksi tidak terganggu, kami meminta Pak Kadarlusman melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya," kata Hendy, Selasa (22/3/2011) pagi di Semarang.

Selain sebagai Ketua Fraksi, Bambang Sutrisno adalah Sekretaris Komisi A DPRD Kota Semarang. Saat ini ia ditahan Polda Bali karena kedapatan menggunakan sabu saat DPRD Kota Semarang melakukan studi banding ke Bali, awal Februari 2011.

Ia ditangkap bersama teman lainnya yang juga anggota DPRD, yaitu Edy Purwanto dari Fraksi Demokrat. Kedua wakil rakyat itu terancam hukuman 12 tahun penjara.

Penunjukan Plt Ketua Fraksi ini, menurut Hendy, karena dinamika politik dan kehidupan masyarakat begitu cepat sehingga banyak yang perlu disikapi. "Kami khawatir jika tidak segera ditunjuk plt akan menghambat kerja teman-teman di Dewan," imbuh Hendy.

Kadarlusman sendiri mengaku siap dengan penunjukan dirinya. Meski cuma sebagai pelaksana tugas, ia akan melaksanakan amanat partai dengan baik.

( disadur dari : kompas.com )

Bupati Pidato, Camat Tonton Video Porno



Tingkah para pejabat kini semakin aneh saja. Mereka seolah tak sadar ada etika dan kepatutan yang mesti dijaga. Seperti terjadi di Kabupaten Malang, saat bupati berpidato, dua camat malah asyik menonton video porno. Terlalu!

Peristiwa yang terjadi di sela-sela sidang paripurna pembahasan empat rancangan peraturan daerah (raperda) di Gedung DPRD Kabupaten Malang, Senin (14/3/2011), itu tidak sengaja terekam kamera wartawan yang meliput dari balkon. Namun, kasus itu baru terungkap pada Jumat (18/3/2011).

Ibas Bakal Lamar Putri Hatta Rajasa?



Kabar kedekatan Sekjen Partai Demokrat yang juga putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), dengan putri Menko Perekonomian Hatta Rajasa/Ketua Umum DPP PAN, Siti Ruby Aliya Rajasa (Aliya), kembali merebak. Kedekatan keduanya berembus sejak tahun 2009. Kala itu, istri Hatta, Oktinawati Ulfa Dariah Rajasa (Okke), mengakui, putrinya dan Ibas memang berteman.

Pemerintah Akan Ajukan Keberatan pada China



Pemerintah Indonesia gerah lantaran ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA) memicu praktik dumping. Alhasil, pemerintah akan mengajukan keberatan atas persoalan itu.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengaku telah meminta tim anti dumping lintas kementerian segera bergerak menyelidiki praktek dumping itu. "Kalau memang ditemukan dumping ataupun ditemukan ketidakadilan di dalam perdagangan maka kita bisa komplain ke sana," ujar Hatta usai rapat terbatas penyelenggaraan KTT ASEAN di kantor Wakil Presiden, Kamis (24/3/2011).

Tyasno: Kata "Kudeta" Menyesatkan



Nama mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal (Purn) Tyasno Sudarto, masuk dalam daftar susunan Dewan Revolusi Islam (DRI) yang disebut-sebut akan melakukan upaya kudeta terhadap pemerintahan SBY, yang digalang oleh sejumlah jenderal purnawirawan. Tyasno mengatakan, kata "kudeta" menyesatkan. Meski kecewa dan mengharapkan perubahan, namun kudeta bukan menjadi pilihan.

"Kata-kata kudeta bisa menyesatkan. Berlebihan. Kita proporsional lah, bahwa kami menginginkan perubahan, ya," kata Tyasno, saat dihubungiKompas.com, Kamis (24/3/2011) sore.

Mengenai tercantumnya sejumlah nama jenderal purnawirawan dalam daftar DRI yang beredar, ia mengaku tidak tahu sama sekali. "Saya tidak tahu menahu tentang adanya DRI. Saya tidak mengerti dan tidak pernah dihubungi juga. Kalau nama saya tercantum, itu tanpa sepengetahuan saya," ujarnya.
Ia juga membantah sinyalemen yang dilansir sebuah media bahwa para jenderal purnawirawan berada di belakang aksi-aksi kekerasan terhadap kelompok minoritas. Kekecewaan terhadap pemerintahan SBY, kata Tyasno, sudah disampaikan melalui saluran yang semestinya. Baik kepada Presiden SBY, maupun jenderal purnawirawan lain yang saat ini duduk di Kabinet Indonesia Bersatu II.

"Saya tidak mengerti, kenapa diisukan merancang kerusuhan di Cikeusik, Temanggung dan sebagainya, tidak ada sama sekali, tidak ada. Itu fitnah saja," kata Tyasno.

"Sekali lagi, bukan kudeta. Tetapi, ingat bahwa Presiden dan pemerintah itu mendapat mandat dari rakyat. Kalau rakyat ternyata disengsarakan, rakyat berhak untuk menuntut pertanggungjawaban," tegasnya.

Isu kudeta merebak dalam dua hari terakhir setelah Al-Jazeera melaporkan adanya sejumlah jenderal purnawirawan yang secara diam-diam mendukung kelompok Islam garis keras untuk memicu kekerasan antarumat beragama. Hal ini bagian dari rencana menggulingkan Presiden.

”Mereka muak dengan kebohongan Presiden,” kata Al-Jazeera mengutip pernyataan pemimpin Gerakan Reformasi Islam Chep Hernawan.

Koresponden Al-Jazeera, Step Vessen, mengatakan, laporan bahwa sebuah kelompok garis keras memiliki pendukung yang kuat ”telah terkonfirmasi untuk pertama kalinya”. Kelompok itu dikaitkan dengan jumlah serangan terhadap kelompok beragama, termasuk jemaat Kristiani dan Ahmadiyah.

Sebelumnya, Chep mengatakan, para purnawirawan jenderal itu telah mencoba menggunakan sejumlah isu, termasuk korupsi, guna memicu penolakan terhadap Presiden.

( disadur dari : kompas.com )

Pengamat: Mau Kudeta Pakai Apa?



Pengamat militer Propatria, Harry Prihartono, menilai isu penggulingan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang disebut-sebut digalang sejumlah jenderal purnawirawan TNI bisa jadi hanya dijadikan sebagai alat tawar- menawar politik. Menurut dia, isu itu kemungkinan dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk menunjukkan kekuatannya demi meraih bagian dari kekuasaan. Seperti dilansir Al Jazeera, berbagai peristiwa penyerangan terhadap kaum minoritas di Tanah Air adalah bagian dari

Anggota DPR: Kudeta SBY Hanya Dongeng



Anggota Komisi I DPR, Salim Mengga, meragukan kabar upaya penggulingan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang disebutkan ingin dilakukan oleh sejumlah purnawirawan TNI. Bahkan, dia menilai bahwa penggulingan Presiden oleh purnawirawan merupakan hal yang mustahil.

Sebelumnya, Al-Jazeera melaporkan adanya sejumlah jenderal purnawirawan yang secara diam-diam mendukung kelompok Islam garis keras untuk memicu kekerasan antarumat beragama. Hal ini bagian dari rencana menggulingkan Presiden.

Purnawirawan Kecewa pada SBY, tetapi..



Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengatakan, para jenderal purnawirawan TNI memang merasakan kekecewaan terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Hal itu terungkap dalam pertemuan para purnawirawan yang sering berkumpul di rumah mantan Komandan Satuan 81 Kopassus/Detasemen 81 Antiteror TNI Jenderal (Purn) Luhut Panjaitan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.