Rabu, 02 Februari 2011

Sekjen PBB Kutuk Serangan ke Demonstran


Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa Ban Ki-moon mengutuk keras serangan yang dilakukan massa pro Presiden Hosni Mubarak ke demonstran di Lapangan Tahrir, Kairo, Rabu (2/2/2011). Menurutnya serangan dalam bentuk apapun kepada demonstran seharusnay tidak dilakukan.

"Serangan dalma bentuk apapun ke arah demonstran yang melakukannya secara damai tidak dapat diterima dan saya sangat mengutuk hal tersebut," kata Ban Ki-moon usai bertemu Perdana Menteri Inggris David Cameron, di London, Rabu. Ia mengaku sangat mengkhawatirkan kekerasan yang terus terjadi di Mesir dan menyerukan kedua belah pihak untuk menghentikan cara-cara kekerasan kekerasan.

Aksi unjuk rasa menentang Presiden Hosni Mubarak berlangsung damai di Lapangan Tahrir, Kairo, sejak sembilan hari yang lalu. Jumlah massa terus bertambah dari ribuan hingga ratusan ribu orang dan ditargetkan mencapai satu juta orang.

Namun, sejak Selasa kemarin, bentrokan mulai terjadi setelah massa pendukung Presiden Hosni Mubarak mulai merangsek ke lokasi tersebut. Bentrokan yang brutal tak terhindarkan Rabu ini dan kedua belah pihak terlibat aksi saling lempar batu. Polisi dan militer tak berkutik melerai bentrokan tersebut. Bahkan, dicurigai oknum polisi dan tentara turut terlibat dalam massa pendukung Presiden Hosni Mubarak.

( disadur dari : kompas.com )

Massa Bersiap "Serbu" Istana Presiden


Lebih dari 1 juta orang, massa pendukung oposisi, berkumpul di Kairo dan kota-kota lain di Mesir, Selasa (1/2). Oposisi menilai rezim Presiden Hosni Mubarak telah kehilangan legitimasinya sehingga ia harus turun. Mereka menolak berdialog dengan Mubarak dan kabinetnya.

Pada saat ribuan orang sudah mulai memadati lapangan di pusat kota Kairo, Tahrir Square, dan bersiap ”menyerbu” istana Presiden untuk memaksa Mubarak mundur setelah 32 tahun berkuasa, Wakil Presiden Mesir Omar Suleiman masih mencoba bernegosiasi dengan oposisi.

Massa Pro dan Kontra Mubarak Bentrok


Bentrokan terjadi antara demonstran anti Presiden Hosni Mubarak dan kelompok massa pendukung pemerintah pada Rabu (2/2/2011) di Bundaran Tahrir, Kairo. Kedua kubu saling melempar batu dan sempat melukai beberapa orang.

Istana Pertimbangkan Tempuh Jalur Hukum


Aksi pengumpulan Koin untuk Presiden SBY dikatakan sebagai tindakan yang tak ada manfaatnya dan bahkan kurang waras. Hal itu dikatakan Juru Bicara Julian Aldrin Pasha, Selasa (1/2/2011), di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Google Luncurkan Twitter buat Mesir


Google Inc meluncurkan layanan khusus guna memungkinkan rakyat Mesir mengirim pesan di Twitter mereka dengan menghubungi nomor telepon dan menyiarkan pesan suara, sementara akses internet terus diputus di negeri itu, di tengah protes anti-pemerintah.

Di Mesir, Seorang Pejabat Google Hilang



Google Inc, Selasa (1/2/2011), mengatakan, kepala pemasarannya untuk Timur Tengah dan Afrika Utara telah hilang di Mesir. Perusahaan pencarian internet nomor satu di dunia itu mengatakan bahwa Wael Ghonim telah tidak terlihat sejak Kamis malam di Kairo Pusat, yang kacau karena protes antipemerintah.     

Lagi, KPK Tahan 2 Politisi


Mantan Anggota DPR periode 2004-2009 dari Fraksi PDI-P, Willem Tutuarima dan Rusman Lumbantoruan, akhirnya menyusul ke-20 tersangka kasus dugaan suap dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda S Goeltom pada tahun 2004. Willem dan Rusman ditahan di Rutan Klas I Cipinang.

Syafii : DPR Lebih Baik Jadi Bintang Sinetron


Guru bangsa Buya Syafi'i Ma'arif menilai, tindak tanduk anggota dewan saat ini bagaikan pemain sinetron. Sedikit sekali anggota dewan yang mampu menjadi negarawan.

"Mungkin mereka lebih baik jadi bintang sinetron, tidak ada yang serius. Semua dibuat, semua jadi aktor. Sedikit sekali yang bisa jadi negarawan," katanya usai menghadiri perayaan ulang tahun Nasional Demokrat di Jakarta Convention Center, Selasa (1/2/2011) malam.