Sabtu, 12 Februari 2011

Eksekutif Google Pengobar Revolusi 2.0


 Keberhasilan masyarakat Mesir menjungkalkan pemimpin diktator yang telah berkuasa selama 30 tahun, Hosni Mubarak, bisa dikatakan sebagai buah kemenangan media sosial.
Aksi jalanan yang kini mengubah peta perpolitikan global di Timur Tengah itu, sedikit banyak tak bisa dilepaskan dengan gerakan yang dirintis melalui dunia maya, termasuk melalui Facebook. 

Dua Pemuda Pahlawan Revolusi Mesir


Pergolakan di Mesir mencatat sejarah baru bagi negara tersebut, yaitu munculnya tokoh-tokoh muda. Mereka menjadi inspirasi bagi rakyat untuk tetap turun ke jalan dalam hampir tiga pekan terakhir untuk menuntut mundur Presiden Hosni Mubarak, meski sempat disabotase pemerintah lewat pemblokiran saluran internet dan ponsel serta diteror milisi preman pro Mubarak.  

Tokoh-tokoh baru itu bukanlah mereka yang sudah terkenal, seperti Ikhwanul Muslimin, kelompok oposisi populer yang keberadaannya dilarang oleh rezim Mubarak, dan bukan pula Mohamed ElBaradei - peraih Nobel Perdamaian yang malang melintang di luar negeri semasa aktif memimpin lembaga pengawas nuklir PBB. 

AS Bandingkan Transisi Mubarak dan Soeharto



Amerika Serikat membandingkan tumbangnya rezim Hosni Mubarak Jumat, 11 Februari 2011 dengan kejatuhan Soeharto 1998 lalu. Sebelumnya, Gedung Putih memang telah meramalkan bagaimana hasil akhir pergolakan di Mesir.

Inilah Dewan Militer Penguasa Mesir


 Dewan Militer akan memimpin Mesir untuk sementara seusai turunnya Hosni Mubarak dari kursi presiden. Sebelum meninggalkan Kairo bersama keluarganya, Mubarak melimpahkan kekuasaan kepada Dewan Militer. Jenderal Omar Suleiman, Wakil Presiden yang juga mantan pejabat intelijen, juga memberikan mandat kepada Dewan Militer ini.

Presiden Harusnya Malu



Presiden langsung memerintahkan agar organisasi kemasyarakatan yang melakukan tindakan anarkis dibubarkan. Sikap presiden ini dinilai menunjukkan kemarahannya. Akan tetapi, presiden seharusnya bukan marah, tetapi malu.

Hal ini disamapaikan sosiolog Universitas Indonesia, Thamrin Amal Tamagola dalam acara diskusi yang berlangsung di Cikini, Sabtu (12/2).

Tangkap Musharraf !


 Pengadilan antiterorisme Pakistan, Sabtu (12/2/2011) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap mantan Presiden Pervez Musharraf terkait pembunuhan mantan PM Benazir Bhutto, kata seorang jaksa publik. "Hakim Rana Nisar Ahmad mengeluarkan satu surat perintah penangkapan bagi mantan Presiden Pervez Musharraf dan memerintahkan dia diajukan ke pengadilan pada 19 Februari," kata Chaudhry Ali kepada AFP.     

Ia mengatakan satu tim penyelidikan gabungan yang dibentuk untuk memeriksa kasus pembunuhan itu dalam laporannya mengatakan Musharraf terlibat dalam kasus itu dan memikul tanggung jawab. 

"Laporan iu mengatakan ada sutu persekongkolan yang luas yang melibatkan Musharaf dua pejabat polisi dan teroris-teroris," kata Ali setelah melakukan dengar pendapat tertutup yang dilakukan di penjara Adiala Rawalpindi.    


Musharraf, yang menjadi presiden  ketika Benazir dibunuh tahun 2007, berada di pengasingan di London dan  tidak mungkin kembali ke Pakistan.     

Menjawab pertanyaan apa yang akan terjadi jika Musharraf tidak  hadir di pengadilan  pada hari pemeriksaan  nanti, jaksa itu mengatakan."Kita akan melihat apabila waktunya tiba."     

Pada Desember, polisi  menahan dua perwira senior polisi , Saud Aziz dan Khurram Shahzad, karena lalai menjalankan tugas pada saat terjadi pembunuhan Benazir setelah pengadilan mengeluarkan perintah penangkapan terhadap mereka. Aziz, kepala kepolisian kota saat terjadi pembunuhan itu , dan Shahzad, seorang perwira senior polisi di Rawalindi telah ditahan atas kegagalan mereka melindungi Benazir.      Benazir tewas akibat ditembak dan serangan bunuh diri setelah berpidato dalam kampanye pemilu kota garnizun itu , dekat ibu kota Islamabad, pada  27 Desember 2007. Benazir, yeng menjadi perdana menteri, pulang dari pengasingan dua bulan sebelum dibunuh untuk mengikuti pemilu.     
Suaminya, Asif Ali Zardari , yang memimpin Partai Rakyat Pakistan (PPP) meraih kemenangan dalam pemilu Februari 2008 dan kini menjadi presiden.     

Pada April, satu tim PBB menuduh pemerintah gagal memberikan perlindungan yang layak kepada Benazir dan mengatakan penyelidikan dihambat oleh badan-badan intelijen dan para pejabat lainnya yang menghalangi satu pemeriksaan tanpa kekangan bagi kebenaran.     

Musharraf yang mantan pemimpin militer yang mengasingkan diri di London sejak ia digantikan oleh Zardari. Pada saat kematian Benazir itu, pemerintah Musharraf menuduh  pembunuhan itu dilakukan oleh pemimpin Taliban Pakistan Baitullah Mehsud, yang membantah tuduhan itu.     

Mehsud tewas akibat serangan udara Amerika Serikat Agustus 2009, salah satu dari para korban yang memiliki kedudukan paling tinggi dari  kampanye tertutup AS yang ditujukan terhadap gerilyawan Al Qaeda dan sekutu-sekutunya  di daerah suku Pakistan yang kacau di perbatasan Afganistan.

( disadur dari : kompas.com )

Masa Depan Mesir Masih Tak Jelas



 Para pembangkang Mesir, yang terdiri dari aktivis dunia maya hingga kelompok Ikhwanul Muslimin yang kuat, bergembira setelah sukses menurunkan Presiden Hosni Mubarak, Jumat (11/2/2011). Namun, rencana mereka ke depan tetap tidak jelas saat tentara sekarang mengontrol negara itu.

Sharm el-Sheikh, Tempat Pelarian Mubarak


Resor Sharm el-Sheikh di dekat Laut Merah, tempat pelarian bagi Presiden Hosni Mubarak yang mundur dari jabatannya pada Jumat (11/2/2011), merupakan tujuan wisata terkenal dan tempat kesayangan untuk memamerkan peran Mesir sebagai perantara perdamaian Timur Tengah.