Selasa, 22 Februari 2011

Selama Timur Menjabat Kapolri, Intensitas Kekerasan Meningkat



Selama masa kepemimpinan Kapolri Timur Pradopo, terjadi peningkatan intensitas kekerasan secara tajam. Hal ini diungkapkan Direktur Eksekutif lembaga swadaya masyarakat (LSM) Imparsial, Poengky Indarti, di kantornya, Jakarta, Senin (21/2).

Imparsial menilai, dalam 100 hari masa kerjanya, Timur Pradopo tidak memberikan kontribusi positif. Timur juga dinilai gagal menjalankan 10 program penting yang ia janjikan saat dilantik Oktober 2010 silam. 

Dari data yang disuguhkan, Imparsial mencatat terjadi 17 kasus tindak kekerasan dan pelanggaran selama kepemimpinan Timur Pradopo sebagai Kapolri. Sebagian besar, berdasarkan data Imparsial, merupakan kasus penyerangan dan perusakan yang mengatasnamakan agama.

Imparsial juga memaparkan bahwa Timur diduga memiliki kedekatan sejak lama dengan Front Pembela Islam (FPI).

Hal ini, masih menurut Imparsial, dipertegas dengan pernyataan Timur yang mengatakan akan merangkul kelompok FPI untuk bersama-sama membantu kepolisian dalam menegakkan hukum. Berbeda dengan seniornya, Kapolri terdahulu, Bambang Hendarso Danuri, yang justru ingin membubarkan kelompok garis keras tersebut.

Sementara, pada periode Oktober 2008-Juni 2010, pada saat Timur menjadi Kapolda Jawa Barat dan Kapolda Metro Jaya, tercatat ada enam kasus yang tidak kunjung selesai. Salah satunya adalah kasus penganiayaan aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW), Tama S Langkun.



( disadur dari : mediaindonesia.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar