Senin, 07 Februari 2011

Ahmadiyah Sangat Gemar Membuat Opini Publik


High light news pemberitaan di tanah Air kini tertuju pada Cikeusik Pandeglang Banten, setelah seminggu ini berbagai pemberitaan tersedot perhatiannya pada pergolakan politik dinegeri para Fira’un (mesir). sebuah tragedi kemanusiaan telah terjadi disana. Sekelompok orang, yang menurut sumber salah satu TV nasional berjumlah 1500 orang lebih menyerang sebuah rumah suparman yang diindikasikan dirumahnya berkumpul sejumlah pengikut aliran Ahmadiyah. Dalam bentrokan yang tak seimbang tersebut dipihak Ahmadiyah jatuh korban meninggal sejumlah 3 orang serta berbagai fasilitas yang dimiliki kelompok Ahmadiyah tersebut hancur menyisakan puing-puing bangunan dan kendaraan bermotor yang terongok.


Maka tanpa aba-aba lagi, berbagai kalangan, politis, birokrasi, masyarakat, tokoh agama, LSM dll. Mereka semua sepakat satu suara mengecam tindakan brutal para penyerang dan harus ada investigasi menyeluruh siapa dalang yang berada dibalik tragedi itu semua.

Apa yang dipertontonkan kejadian kemarin hari di Cikeusik, hanya sebagian kecil dari kasus-kasus penyerangan kepada Jemaat Ahmadiyah. Di tahun 2010 silam sudah beberapa kali sekelompok orang menyerang tempat-tempat yang menjadi basis Ahmadiyah. Seperti di Desa Manis Lor Kuningan, Cileungsi Bogor, NTB dan Tasik Malaya. Mereka menyerang basis-basis Jamaat Ahmadiyah itu karena satu tujuan ingin ajaran Ahmadiyah lenyap dari bumi Indonesia.

Pemicu itu semua kalau lah kita arif memandang kasus ini tertumpuk pada satu permasalahan, kenapa Ahmadiyah tidak berani mengikrarkan diri sebagai sebuah agama baru, padahal syarat-syarat Ahmadiyah untuk menjadi telah terpenuhi, Ada Tuhan, Rosul yang diyakini Mirza Gulam Ahmad sebagi Rosul terakhir, ada Kita Tadzkirah dan ada pengikutnya. Namun entah kenapa sampai saat ini 
Ahmadiyah tetap mengekor pada Islam sebagai agamanya, dengan tetap meyakini bahwa Mirza Gulam Ahmad sebagai Rosul terakhir.

Dan dengan berbagai kejadian penyerangan Jemaat Ahmadiyah, kini Ahmadiyah sebagai organisasi yang banyak menuai simpati dari berbagai kalangan dan tanpa disadari justru dari sebagian kalangan Islam sendiri yang menjadi prisai hidup jamaat Ahmadiyah. Bisa kita lihat berbagai ungkapan yang dilontarkan oleh ketua GP Ansor (undergrond) organisasi NU, mereka sangat mengecam berbagai tindakan anarkis yang dialamatkan ke jemaat Ahmadiyah bahkan mereka akan menurunkan bansernya untuk melindungi berbagai fasilitas yang dimiliki oleh Jemaat Ahmadiyah.

Empati yang berlebihan yang dipertontonkan oleh berbagai kalangan kepada nasib yang sedang dialami oleh jemaat Ahmadiyah atas teror dan intimidasi, justru akan menjadikan jemaat ini akan berkembang karena kebiasaan manusia didunia ini selalu menaruh perhatian besar kepada orang atau organisasi yang terdzalimi. Dan ada yang lebih penting berbagai aktivitas jemaat ahmadiyah akan selalu dijamin keamanannya oleh para penegak hukum kita, karena aparat kemamanan merasa berkewajiban melindung setiap warga negara, apalagi Ahmadiyah yang selalu mendapatkan teror dan kecaman sepanjang masa. Hal ini akan membiaskan SKB Tiga Menteri yang setahun silam diputuskan, mereka semakin solid dalam gerakannya yang dibungkus dengan kebebasan beribadat dan menjalankan keyakinan.

( disadur dari : kompas.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar